Pemaknaan Fashion Thrift sebagai Komunikasi
Studi Kasus Pelanggan Toko Seventysix.Store Tangerang
DOI:
10.47709/jbsi.v3i01.2772Keywords:
Fashion, Pelanggan, Fashion Thrift, Thrifting, Seventysix.storeDimension Badge Record
Abstract
Fashion bukan hanya untuk gaya, melainkan ada pesan khusus yang di sampaikan lewat apa yang dikenakan. Makna komunikasi Verbal dan Non-Verbal tak luput dari fashion. Oleh karena itu sangat menarik untuk diteliti bagaimana pelanggan sevensix.store dalam memaknai apa yang mereka pakai. Terlebih toko Sevensix.store ini menjual fashion jenis trift. Penelitian ini menggunakan pendekatan Fenomenologi dengan metode jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara serta dokumentasi. Penulis menggunakan teori Pemaknaan, Komunikasi Non Verbal dan Gaya Hidup. Adapun hasil penelitiannya adalah makna yang tersirat dari Fashion thrift sebagaikomunikasi adalah Emblems of the soul: pakaian menjadi “perlambang jiwa”, The language of Fashion “busana selayaknya bahasa”, Use value: Memakai busana bukan karena kegunaan, Fashion and clothing are form of non-verbal dan communication in that they do not use spoken or written words, A culture of spectacle: Ingin melihat tapi sekaligus juga dilihat. Dan kesimpulannya, Thrift bukan hanya tentang pakaian bekas, akan tetapi Thrift memiliki value tersendiri dalam pemaknaan dari setiap orang yang memakainya. Mereka memakai thrift ini merasa keren saat menggunakanya, serta menurut mereka memakai trifh adalah salah satu bentuk melindungi bumi dari limbah.
Abstract viewed = 745 times
Downloads
ARTICLE Published HISTORY
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Tia Nurapriyanti, Fransiskus Christopher Hartono
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.