Analisis Faktor-Faktor Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (Sak) Etap Pada Umkm Di Kecamatan Medan Denai
DOI:
10.47709/jumansi.v1i2.2083Keywords:
Standar Akuntansi Keuangan, UMKM, Modal KerjaDimension Badge Record
Abstract
Dewan Standar Akuntansi (DSAK) mengesahkan Standar Akuntansi untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada 19 Mei 2009. Dengan adanya SAK ETAP ini memberikan kemudahan bagi para UMKM dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam Penerapan SAK memberikan bukti bahwa Standar Akuntansi yang menjadi pedoman di dalam penyusunan laporan keuangan. Kendala yang dihadapin oleh para UMKM, Para UMKM masih banyak yang belum mengerti dan paham dalam penerapan SAK UMKM tersebut dan akhirnya menjadi sulit untuk mendapatkan akses ke Perbankan dalam mendapatkan tambahan modal usaha. Hal ini disebabkan banyak dari pemilik (UMKM) yang belum memahami pentingnya penyusunan laporan keuangan dan mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisa faktor-faktor penerapan SAK ETAP bagi para UMKM yang berada di daerah Kecamatan Medan Denai, yang terdapat di 6 Kelurahan. Terdapat empat variabel independen yaitu pendidikan, pemahaman teknologi informasi, kualitatif laporan keuangan dan ukuran usaha dan variabel dependennya penerapan SAK ETAP pada UMKM. Dengan tujuan membantu para UMKM dalam penyusunan laporan Keuangan berdasarkan SAK ETAP dalam mengajukan tambahan permodalan di Perbankan untuk kelangsungan usaha para UMKM. Dalam bentuk pelatihan penerapan laporan keuangan yang berdasarkan SAK ETAP.
Metode penelitian menggunakan metode analisis faktor dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode Angket / kuesioner dan Observasi.deskriptif kuantitatif, yaitu data-data yang diperoleh dari hasil interview dan pengisian kuesioner akan dibahas secara menyeluruh berdasarkan kenyataan yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan.
Hasil yang diperoleh analisis data pada penelitian ini adalah mendapatkan bahwa pendidikan pemilik, pemahaman tehnologi informasi, memiliki pengaruh terhadap penerapan SAK ETAP. Semakin tinggi tingkat pendidikan pemilik, pemahaman tehnologi informasi, karakteristik kualitatif laporan dan ukuran usaha pada pemilik UMKM maka semakin tinggi juga pengetahuan akan akuntansinya mengenai penerapan SAK ETAP. Ada juga hasil dari wawancara para pemilik UMKM walaupun mereka sudah memiliki kemampuan dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP untuk pengajuan pembiayaan modal ke perbankan tetapi ada sebagaian dari mereka tidak mau menggunakan fasilitas tersebut dikarenakan ada penambahan bunga. Mereka tidak mau menggunakan bunga yang disebut dengan RIBA. Karena semakin bertambahnya ilmu para pemilik UMKM tentang agama
Abstract viewed = 192 times